MERCUSUAR

MERCUSUAR

 

“BERSIH, HALUS, RAPI DAN WANGI”

(Profil Usaha LAUNDRY Seorang Purnakarya RS. Bethesda Yogyakarta)

Saya menyebutnya sebagai women full inspiration. Betapa tidak ? Berikut ini hasil bincang-bincang saya dengan B. Sri Murtini seorang purnakarya RS. Bethesda Yogyakarta. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. REDAKSI (Reporter : Dra. Widiastuti, Psi.).

_______________________________________________________________________________________

Mbak Ninik, begitu beliau biasa disapa, wanita dengan postur tubuhnya gagah gedhe dhuwur. Wajahnya sama sekali tidak berubah, tetap ceria dan masih gagah seperti dulu. Tidak tampak seperti seorang pensiunan, meskipun sudah purna tugas sejak 10 tahun yang lalu. Pemilik nama lengkap B. Sri Murtini, adalah  mantan Asisten Apoteker RS Bethesda. Beliau telah selesai menunaikan tugas panggilannya dengan selamat. Sebagai seorang ibu, beliau sudah berhasil mengentaskan 2 (dua) putera – putrinya dengan pendidikan yang memadai hingga mereka saat ini sudah mampu hidup secara mandiri. Berkat Tuhan yang dirasakan tidak hanya sampai disitu, karena atas kemurahanNya, mbak Ninik juga   dikaruniai 5 (lima) orang cucu, yang akan menjadi gerenasi penerusnya.

Beberapa bulan sebelum saat pensiun tiba, mbak Ninik sudah memiliki rencana membuat lahan baru untuk mengisi hari-hari “bebasnya” dengan bisnis rumahan. Rumah tinggalnya dikelilingi beberapa kampus perguruan tinggi dan kost-kostan mahasiswa menjamur di wilayah tersebut. Mbak Ninik yang sejak kecil sudah terbiasa membantu neneknya berdagang, mencoba mengasah naluri bisnisnya dengan menangkap peluang yang ada. Beliau mencoba membidik kebutuhan para mahasiswa yang kost di sekitarnya. Jasa laundry itulah pilihannya. Beliau mulai membuka dan merintis usaha jasa laundry yang pada waktu itu belum ada di daerahnya, sejak 3 (tiga) bulan sebelum purna tugas. Bermodalkan 1 (satu) unit mesin cuci dan tenaga pembantu 1 (satu) orang, akhirnya berkembang hingga memerlukan 4 (empat) unit mesin cuci dan 4 (empat) orang tenaga pembantu. Penghasilannya mampu mencukupi kebutuhan hidup pegawai dan keluarganya. Karena masih banyak pelanggannya yang merasa lebih mantap kalau dicuci secara manual, maka kebutuhan pelanggan itupun disediakannya,  tentu saja dengan tarif yang sedikit agak mahal dibanding cuci dengan mesin cuci. Itulah uniknya, itulah keseriusannya dan itulah kerja kerasnya.

Memang luar biasa naluri bisnisnya. Lagi-lagi mbak Ninik menemukan kebutuhan lain anak-anak kost yang perlu disediakan, yaitu sprei. Mulailah mbak Ninik menjahit SPREI dengan corak dan gaya anak kuliahan. Usaha sprei inipun laris manis meskipun hanya dipajang di etalase rumahnya tanpa perlu promosi kemana mana.

Sekitar pertengahan tahun 2010, lagi-lagi ditemukan peluang bisnis baru, yaitu  pelayanan cuci mobil, motor dan karpet. Dengan memanfaatkan lahan kosong di sebelah rumahnya, dimulailah jasa cuci mobil, motor dan karpet tersebut bareng dengan suami dan anaknya. Dibantu 2 (dua) orang tenaga, kondisi usahanya saat ini sedang laris-larisnya diserbu pelanggan. Oleh karena itu beliau sudah merencanakan untuk menambah seorang tenaga lagi agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik. Yang menjadi misi dari setiap usahanya adalah beliau ingin “memberikan apa yang orang lain perlukan dari apa yang mampu dilakukannya”. “Tentu saja sekalian nunut urip agar dapat bertahan hidup sambil menunggu dipanggil pulang ke Rumah Abadi”, begitu kata beliau dengan enteng.

Karena memiliki cinta kasih, kepedulian dan kehangatan sikapnya, mbak Ninik tidak saja memiliki banyak pelanggan setia namun juga sering mendapat titipan dari para orang tua  mahasiswa untuk ikut ngawat-awati anaknya selama kuliah di Jogja. Jadi selain rejekinya mengalir melalui mereka, beliau juga mendapat banyak saudara baru dari berbagai wilayah Nusantara.

Selamat menikmati hari-hari merdeka yang sungguh istimewa. Semoga cerita mbak Ninik dapat menginspirasi karyawan YAKKUM lainnya untuk tetap semangat menjalani hidup di usia lanjut nanti. Old is beautiful...................